Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No: 85 KEUTAMAAN DOA Bag-4 (terakhir)
Senin, 10 Oktober 2022

Pada kesempatan lalu kita telah mengawali pembahasan tentang beberapa keutamaan doa yang termaktub dalam hadits-hadits Rasul shallallahu’alaihiwasallam. Berikut kelanjutannya:

  1. Doa adalah ibadah yang sangat ringan

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

أَبْخَلُ النَّاسِ الَّذِي يَبْخَلُ بِالسَّلَامِ، وَإِنَّ أَعْجَزَ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ بِالدُّعَاءِ

“Manusia yang paling pelit adalah yang pelit memberi salam. Dan manusia yang paling lemah adalah yang lemah tidak berdoa”. HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dan dinilai sahih oleh al-Albany.

Doa adalah sebuah ibadah yang amat ringan. Dalam menjalankannya tidak memerlukan energi besar. Setelah mengerjakannya pun, seorang hamba tidak merasa capai dan lelah. Selain itu juga tidak perlu mengeluarkan biaya. Sehingga orang yang tidak mampu berdoa, tentu untuk menjalankan ibadah lainnya lebih tidak mampu lagi.

  1. Doa bisa merubah takdir

Nabi kita shallallahu’alaihiwasallam menuturkan,

” إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ، وَلَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ “

“Seseorang itu terhalang dari rizki akibat dosa yang ia lakukan. Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang bisa menambah umur melainkan perbuatan baik”. HR. Ahmad dari Tsauban radhiyallahu’anhu dan dinilai hasan oleh al-Albany.

Para ulama telah menjelaskan makna hadits di atas. Bahwa doa seorang hamba adalah bagian dari takdir Allah juga. Terkadang Allah menakdirkan hal A bagi seorang hamba bila ia tidak berdoa. Namun selain itu Allah juga menakdirkan hal B bila ia berdoa. Misalnya ada seorang hamba yang ditakdirkan bila ia tidak berdoa, maka anak-anaknya akan nakal. Namun di balik itu Allah menakdirkan ‘skenario’ lain, bahwa bila ia rajin berdoa, maka anak-anaknya akan salih dan salihah.

Keterangan di atas menunjukkan bahwa doa itu memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kebaikan kita di dunia maupun akhirat. Sangat keliru anggapan sebagian orang yang mengatakan bahwa saya tidak perlu berdoa dan meminta kepada Allah. Cukup bagi saya bergantung dengan takdir Allah saja. Mengapa keliru? Sebab Allah ta’ala sendirilah yang menjadikan doa sebagai salah satu sebab terbesar untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat.

Jadi, kebutuhan seorang muslim terhadap doa amatlah besar. Ia tidak mungkin lepas dari ibadah yang mulia ini, dalam segala urusannya. Seorang ulama telah memberikan perumpamaan yang sangat indah untuk menggambarkan betapa butuhnya seorang hamba terhadap doa. Muwarriq rahimahullah bertutur,

“Permisalan mukmin itu seperti seorang yang terapung di tengah lautan di atas sebatang kayu. Lalu ia berdoa, “Wahai Rabbi, wahai Rabbi”. Ia berharap Allah menyelamatkannya”. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab beliau az-Zuhd.

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 13 Muharram 1437 / 26 Oktober 2015


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-doa-dan-dzikir-no-85-keutamaan-doa-bag-4-terakhir/